Soe Peugah Pidie Kriet?

Foto : travel.detik.com
Pidie tidak selamanya dikenal dengan hal-hal positif, seperti banyaknya yang sukses sebagai pengusaha dan politisi di era modern ini. Ternyata Pidie kriet (pelit) masih melekat erat pada benak orang yang berada di luar Aceh Pidie. Lalu, benarkah Pidie kriet (pelit)?

Mari kita bahas masalah pelit dulu. Pelit itu salah satu sifat yang ada pada diri manusia. Pelit itu tidak mengenal pada tempat, siapa dan di mana. Artinya pada tempat-tempat tertentu baik di Kabupaten Pidie atau di Kabupaten lainnya pasti terdapat orang pelit dan orang dermawan. Dalam komunitas kehidupan masyarakat tertentu orang pelit selalu akan diseimbangkan oleh orang dermawan.

Jadi pelit itu ada di mana-mana dan pada siapa saja. Tidak mesti sama orang Pidie. Sehingga mengatakan orang Pidie kriet menurut saya kurang tepat. Di Pidie sama juga seperti daerah-daerah lainnya, ada orang pelit dan ada orang dermawan, hal ini selalu berimbang tidak mungkin orang Pidie bisa kriet semuanya.

Kalau orang Pidie mempunyai sifat pelit secara keseluruhan, tentu di Pidie tidak ada orang meminta dan pengemis karena dia tahu orang Pidie tidak mau memberi. Tapi nyatanya, di Pidie juga ada pengemis dengan sifat manusia yang beragam ada yang memberi untuk pengemis ada juga yang tidak. Hal ini sama juga yang dialami oleh pengemis di tempat lain.

Lalu mengapa juga ada orang yang berpaham Pidie kriet? Pertama, terbawa arus tanpa orang yang membenarkan. Pidie kriet bisa jadi dipahami oleh sebagian orang yang sentimen terhadap masyarakat Pidie. Lalu membawa kabar yang tidak berdasar itu kepada masyarakat awam luas. Lalu ramai-ramailah mempercayai kalau orang Pidie kriet . Seolah-olah masyarakat Pidie itu semuanya pelit, tidak ada yang dermawan. Padahal tidak demikian.

Kedua, ada sitilah yang sangat terkenal dalam masyarakat Pidie, istilah ini terkhusus untuk memuliakan tamu yang datang ke Pidie, Kamoe Pidie Bu ngon Ie Meukira (Orang Pidie Makanan dan Minuman akan diperhitungkan). Istilah ini bagi orang Pidie seandainya ada tamu yang datang ke Pidie, misalnya teman anaknya yang merantau silaturrahmi ke rumah (orang Pidie terkenal dengan merantau) atau siapa saja, maka bagi orang tua si anak, mau tidak mau harus memberi minum dan makan kepada si tamu tersebut. Bila itu belum dilakukan, maka tiada kemuliaan bagi si eumpunya rumah.

Tapi anehnya bagi sebagian orang, belum mengerti akan istilah ini. Sehingga ada yang memaknai ungkapan tersebut sebagai ungkapan penuh kepelitan, padahal adalah sebaliknya.


Bagitulah pemahaman sebenarnya yang tertanam dalam sanubari masyarakat Pidie, sehingga slogan orang Aceh Peumulia Jamee Adat Geutanyoe (Memuliakan Tamu Adat Kita) betul-betul diaplikasikan oleh orang Pidie. Setelah mebaca ini, masihkan anda mengatakan Pidie Kriet?hehe

Subscribe to receive free email updates: