Menanti Tour de Aceh

Para pembalap dari manca negara sedang memacu sepdanya di Tour de Singkarak. Foto : goowes.co
Ajang balab sepeda jalan raya tergolong sukses yang diselenggarakan di tiga daerah Indonesia saat ini, seperti Tour de Singkarak di Sumatera Barat, Tour de Flores di Nusa Tenggara Timur dan Tour de Bintan. Ajang balap sepeda jalan raya yang berskala 2.2 tingkat Asia ini menyukseskan sisi pariwisata Indonesia kepada dunia luar. Paling tidak untuk daerah yang menyelenggarakan balapan sepeda berskala Internasional ini.

Tour de Flores merupakan yang paling muda usianya karena baru tahun 2016 ini pertama diselenggrakan dan diklaim sangat sukses walaupun ada beberapa kendala di sektor akomodasi seperti transportasi dan penginapan. Sukses penyenggaraan ini dirasakan langsung oleh penduduk setempat di sisi ekonomi masyarakat selama penyeleggaran berlangsung, seperti banyakanya souvenir dan makanan khas daerah yang terjual, alat transpotasi dan tempat penginapan yang disewakan.

Pedagang Souvenir sedang menunggu pembeli di Tour de Singkarak 2011. Foto : http://oldlook.indonesia.travel/
Materi pembalap yang isi oleh pembalap-pembalap luar negeri menjadi nilai lebih tersendiri yang patut diperhitungkan. Karena selain para pembalap dan stafmereka,  tentu pendukung dari asal negera masing-masing akan datang demi memberikan dukungan. Jadi tidak heran bila di arena balapan akan dikerumuni oleh penonton-penonton yang berdatangan dari luar negeri.

Aceh bukan tidak mungkin mengikuti jejak Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Timur dalam menyelenggarakan balapan yang berskala 2.2 ini. Provinsi Aceh juga menjadi salah satu yang memiliki pemandangan alam yang Indah dan berhawa sejuk, juga infrastruktur yang telah memadai.

Lokasi yang tepat untuk menyelenggarakan Tour de Aceh adalah di derah Barat Selatan Aceh yang meliputi Gayo Lues, Aceh Tengan (kawasan Lut Tawar), Aceh Selatan dan sebagainya. Di mana jalur yang ditempuh harus berkesinambungan. Tidak diragukan lagi Barat Selatan (Barsela) mempunyai keindahan alam no wahid bila dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten di sebelah pesisir timur Aceh. Namun bukan tidak mungkin bila suatu saat jarak yang tempuh balapan ditambah, maka kawasan pesisir timur menjadi alternatif tersendiri.

Salah satu sudut kaki gunung di Takengon, Aceh Tengah, yang dipotret dari kaki langit. Foto : http://wazin63.blogspot.co.id/
Ada mamfaat yang dirasakan oleh masyarakat bila Tour de Aceh diberlakukan dan menjadi ajang balap tahunan. Selain mempromosikan Aceh ke duania luar di segi pariwisatanya di mana ini berguna untuk pendapatan Negara, juga di sektor ekonomi masyrakat seperti yang di alami oleh msyarakat Flores di NTT. Alat transpotasi yang disewakan bagi pengunjung an, jajakan souvenir yang ditawarkan kepada pengunjung, menjadi alat pembangkit ekonomi bagi masyarakat sekitar selama balapan diselenggarakan. Nah, tunggu apalagi? Seharusnya Pemerintah Aceh melalui Disbudpar sudah bisa memikirkan hal ini dan membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata, agar balapan jalan raya ini bisa terwujud.

Subscribe to receive free email updates: